Oleh: Igo Chaniago
Direktur Indahnya Sedekah Foundation
Ada guyonan ketika kami bercanda dalam sebuah diskusi bisnis, dimana seorang owner business mengeluarkan jokes “Kalau anak buah tidak bisa kita bina, yah kita binasakan!”
Mungkin guyonan di atas hanyalah jokes ringan, tapi sebagian perusahaan ada yang turn over keluar masuk karyawan sangat tinggi, karena tidak betah dengan atasan yang kurang bijak.
Mari kita simak sebuah hadits yang masyhur, dimana Rasulullah bersabda :
Mudahkanlah dan janganlah kalian mempersulit, dan berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat lari. (Muttafaqn Alaihi)
Dari hadits di atas, Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam apabila Beliau diberi pilihan pada dua perkara maka Beliau akan memilih perkara yang paling ringannya selama tidak mengandung dosa, namun apabila perkara tersebut mengandung dosa maka Beliau adalah orang yang paling jauh dari hal tersebut.
Syariat islam bertujuan untuk mencari kemudahan kepada umatnya, tidak memberatkan dan juga tidak menyulitkan. Karena Allah juga berfirman :
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS. Al Baqarah 185)
Persoalan ibadah dalam islam tidak dipersulit, demikian juga dengan persoalan di luar ibadah (maghdah). Islam selalu mengutamakan kemudahan dan keringanan dalam kehidupan umatNya. Demikian juga dengan dalam persoalan pendidikan anak.
Dalam mendidik anak metode yang paling bijak adalah beri kemudahan dan tidak terlalu mengekang anak-anak. Karena tidak mungkin kita membinasakan anak kita ketika mereka tidak bisa dibina.
Metode dalam mendidik anak adalah dengan kelembutan, bukan dengan kekerasan. Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya Allah Maha Halus dan menyukai kehalusan. Dia memberikan sesuatu dengan kelembutan dan Dia tidak memberi sesuatu dengan kekerasan. (HR. Muslim).
Demikian juga ayah juga harus memperhatikan kemampuan anak dalam melaksanakan aturan tersebut, jangan terlalu saklek. Dan jangan menuntut anak untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya.
Pernah suatu ketika saya jalan jalan pagi ke car free day dengan keluarga, istri saya membeli martabak di sebuah stand yang mana penjual suami istri dibantu anak perempuannya yang berumur sekitar 10 tahun.
Namun saya kasihan kepada si anak tersebut, karena kemampuannya yang terbatas dalam menggoreng martabak sehingga ia sangat pelan dan hati-hati dalam membolak balik martabak yang digorengnya.
Sehingga orang tuanya berulangkali memarahi si anak tersebut, sampai akhirnya orang tuanya karena tidak sabaran merampas alat masak dari anaknya dengan paksa sambil marah-marah.
Ibnu Qoyim Al Jauziyah mengatakan, seharusnya dalam melatih kepribadian anak haruslah dengan kelembutan, sesuai tahapan, tidak menerapkan kekerasan dan bentakan, serta dengan kata “QOULAN LAYINAN”, yaitu kata kata yang lemah lembut, enak didengar, penuh keramahan dan menyentuh hati.
Semoga semua ayah di grup ini dijadikan Allah seorang ayah yang bijak, lemah lembut dan sabar dalam membersamai putra putrinya.
Aamiiin…
Jl. Tirto Mulyo no. 66C,
Klandungan, Dau,
Malang, Jawa Timur
Call Center: 0878 0388 8844
© 2023 Indahnya Sedekah Foundation | Design by Omah Web